13 Mei 2010

Pickles, Anjing yang Memenangkan Piala Dunia

Pickles
WALAUPUN Willie Si Singa yang jadi maskot Piala Dunia 1966 di Inggris, namun pahlawan Inggris sesungguhnya adalah seekor anjing. Ketika itu, khalayak Inggris tengah berada dalam euforia karena Inggris didaulat menjadi tuan rumah Piala Dunia. John Mears, Presiden FA kala itu, benar-benar bangga. Namun bangga  itu tak tahan lama. Tanggal 20 Maret 1966, trofi Jules Rimet, trofi pemenang perhelatan Piala Dunia, raib dari tempatnya dipamerkan di Methodist Centra Hall, Westminster. Kontan Scotland Yard kalang kabut dan segera menggeledah seluruh negeri untuk mencari miniatur Dewi Nike memangul cawan itu.

21 Februari 2010

Pergi

Pangeran Kecil
SIANG ini aku sempatkan membaca Le petit Prince (Pangeran Kecil) sambil menunggu seseorang di hadapanku yang tak berhenti bicara pada orang lain, alih-alih padaku. Buku favorit yang sudah dibaca berulang kali. Pikiranku melayang-layang.

“Déjà vu” (pernah melihat, Prancis), aku kira kemarin siang aku mengalaminya. Tapi bukan, bukan “déjà vu”. Bukan sekedar sesuatu yang pernah kulihat, tapi kualami, “Je suis déjà”.

Mengantar seseorang menjemput kehilangan. Bukan sesaat tapi selamanya.

Tolong Jangan Minum Soft drink


Kebiasaan orang Indonesia ketika menyebut suatu jenis produk dengan nama merek terkenal dari produk tersebut, seperti ketika orang mengatakan deterjen dengan ‘Rinso’, soft drink pun kerap direpresentasikan dengan sebutan ‘Coca-Cola’. Soft drink adalah minuman berkarbonasi. Karbonasi merupakan bentuk penginjeksian gas Karbon Dioksida dalam air, sehingga menimbulkan gelembung-gelembung yang terkesan menyegarkan. Minuman ini ditemukan di Amerika Serikat pada tahun 1830. Komposisinya sangat sederhana, 90% air, sisanya kombinasi pemanis buatan, gas CO2, pencita rasa, pewarna, asam fosfat, kafein, dan beberapa mineral terutama aluminium (bayangkan, kita mengonsumsi aluminium, bahan pembuat rangka pesawat dan alat rumah tangga!).

Ibu Guru Malèna

Malèna (2000)

MENGGUNAKAN ungkapan paradoksal, maka usai menyaksikan Malèna, saya mau mengutuk Giuseppe Tornatore yang mendobrak paham ortodoks saya selama ini soal pelacur dan janda kembang.

Anonim

kapan berakhirnya sayang
musim hujan di hati kita
sebuah pelangi
di luar hujan, maka duduk saja
maka bercerita saja tentang cinta
aku tahu kau haus, segaja
ku tuang cinta, ku sajikan
tetapi tidak sekarang
sayang, pikirkan
sebelum semua terasa begitu usang


(sebuah puisi anonim di buku curhat EKSPRESI, April 2007)

Surabaya-Madura-Jember: Antara Bau Got, Nasi bebek, dan Homo #4-5

Kucing-kucing di Tegalboto.
#4

Kereta sudah sepi sehingga lebih longgar untuk dikuasai bangku-bangkunya. Kursi keras dan jendela kotor yang sudah satu setengah tahun saya akrab. Sampai di Jember pukul 22.30. Di luar stasiun ada 3 orang antek Tegalboto (yang diakui sebagai anak buah oleh PU-nya) yang pemurah nan luhur budinya menunggu kedatangan kami: Mas Arys, Mas Nuran, dan Ulul. Kecuali Mas Arys, saya curiga akan kebaikannya menuntut pamrih dan bayaran: gadis manis EKSPRESI asal Jepara. Oya, Stasiun Jember benar-benar bikin saya mencibir. Mirip rumah sakit atawa puskesmas. Panjang, putih, beratap rendah, dan terbuat dari kayu. Horor dan mistis!

Surabaya-Madura-Jember: Antara Bau Got, Nasi bebek, dan Homo #2-3

Pakai udeng.
#2

MALAMNYA, usai dilayani dengan keramahan orang-orang Madura di rumah Ami, saya dan Nisrina berusaha untuk tidur. Asem! Kami bolak-balik bangun karena nyamuknya seganas anak-anak EKSPRESI kalau melihat makanan. Tesis Nisrina, ini akibat got depan rumah yang menggenang dan kotor. Sepupu saya, Tyo, bilang, seperti kali di tengah Surabaya, airnya tidak bergerak karena kontur daerah yang rata. Makanya limbah dan sampah di air yang tenang jadi bau yang dahsyat.

Surabaya-Madura-Jember: Antara Bau Got, Nasi bebek, dan Homo #1

Yang di belakang Tin Tin dan yang di depan Snowy-nya :)
SAYA menulis catatan ini di malam pertama bulan kedua tahun 2010. Dalam keadaan yang lelah namun puas karena berhasil menuntaskan salah satu target tahun ini yang saya buat sebulan lalu: jalan-jalan ke Jawa Timur!

Menemukan yang "Tulus" di Facebook

Enggak ada hubungannya dengan konten di bawah, tapi lucu sih. Hehehe.  (Sumber)
SEMAKIN lama arena facebook semakin pikuk. 350 juta manusia berjejal dalam akun-akun maya. Saling berlomba mencari perhatian dan mencipakan impresi.

Simfoni Mahasiswa Pemalas

Orang Terkenal Selalu Benar

“SHEILA Marcia jadi ikon antiaborsi,” demikian kepala berita yang saya baca.

“Salah satu rumah sakit di bilangan Jakarta, yang peduli pada bidang kebidanan, menunjuk Sheila untuk menjadi ikon anti aborsi. Proses terpilihnya Sheila tersebut sudah terjadi sejak beberapa bulan terakhir,” lanjut berita tersebut.

SD N 07 Sandai


KAMI lama berlatih, senang, tapi tak sesenang Topan. Apakah ia punya obsesi menjadi penyanyi? pikir saya dulu—dan ternyata memang demikian, bocoran saja, ia mau ikut audisi Indonesian Idol 2010, hehe. Kami lama berlatih paduan suara untuk pesta perpisahan kami, siswa kelas 6 SD Negeri 7 Sandai.

Seribu Tahun Tak Lama

Dari laman Anonymous Art of Revolution

NENEK Minah, sungguh saya tak kenal.

Syahdan suatu malam di kamar kos, televisi tetangga kamar yang suaranya membahana hingga kamar saya menyiarkan berita Nenek Minah. Saya mendengarkan semata-mata karena kata Purwokerto terselip dalam penggalan berita malam itu. Sayup-sayup yang saya pahami, seorang perempuan bernama Minah dihukum penjara di Purwokerto. Ia diadili tanpa pengacara dan membacakan pembelaannya dalam bahasa Jawa.

Bapak

KETIKA itu pukul 07.30 tanggal 28 September 2009 saat saya sedang berhenti di lampu merah pertigaan gejayan. Mata ini sedang seliwar-seliwer tengok kanan-kiri mencari pemandangan sampai akhirnya tertumbuk pada motor di sebelah barat laut saya. Motor biasa yang dikendarai bapak yang biasa pula dalam pandangan saya.

Namun coretan di ujung joknya membuat hati ini tergelitik. Saya kira bapak ini adalah seorang pegawai yang hendak berangkat kerja. Jamak seperti biasanya kita menemui orang-orang tak dikenal dalam sehari-hari, kita tidak pernah memikirkan lebih jauh mengenai orang-orang tersebut. Kita hanya sebatas membayangkan mereka semata seperti tampaknya mereka. Meskipun kita tahu kalau semuanya belum tentu seperti kelihatannya.