29 November 2012

Literatur Bulan November

AKHIRNYA ada pameran buku di Jogja tahun ini. Selama ini—selama saya kuliah di kota ini—selalu ada pameran buku dalam setahun, minimal dua atau tiga kali. Tahun ini sepi sekali. Ketika saya mengeluh pada Gus Muh, dia bilang wajar saja, iklim buku memang sedang lesu. Kabarnya, ada mitos bahwa industri buku punya siklus; bangkit dan lesu tiap 10 tahun sekali. Sepertinya menarik ya kalau ditulis dalam laporan jurnalistik.

Jadi begitulah, setelah melewati beberapa pameran kecil di toko buku dan satu pameran buku islami yang saya enggak pernah tertarik untuk datang, akhirnya November 2012 diisi dengan pameran buku bernama Jogja Book Fair. Sayang sekali, ketika datang ke sana, yang saya lihat buku yang itu-itu juga, sudah pernah dipajang tahun lalu. Oh ya, bersamaaan dengan Jogja Book Fair di Wanitatama, ada Kompas Gramedia Great Sale juga di Plaza Ambarrukmo. Wah, sengaja ya sepertinya, hahaha. Keduanya saya datangi dan kedua-duanya membuat saya kecewa. Yang satu monoton, yang satu tak pantas disebut great sale. Kompas Gramedia memang selalu begitu: mahal. Tapi marilah kita hargai usaha untuk mengadakan pameran buku itu.

Ngomong-ngomong, beberapa buku/bacaan yang saya beli bulan ini justru dari tempat-tempat lain. Ada yang dibeli di Togamas yang baru buka di Jln. Suroto—hanya sepelemparan batu dari “markas” Kompas dan toko buku raksasa Gramedia—haha. Mereka ini seperti sedang perang dingin ya. Apa saja buku/bacaan itu?

1. SPBU: Dongeng Sebelum Bangun | Pidi Baiq, Rizki Goni (ilustrasi) | CAB | Mizan Book Corner, Jakal | Rp24.000

tokomizan.multiply.com
Ini komik yang dibuat berdasarkan dongeng-dongeng karangan Pidi Baiq. Karena saya pernah baca dan suka sekali dongeng “Keong dan Kelinci, Dongeng Setelah Tidur” di blognya Pak Haji absurd satu itu. sayang, ketika berusaha meracuni Mbak Kirana dan Dian, semua sepakat: Pidi Baiq tidak lucu. Siapa yang selera humornya buruk, ya? Hahaha.

2. Al-Asbun Manfaatulngawur | Pidi Baiq | Dar! Mizan | Mizan Book Corner, Jakal | Rp44.000 (mahal!)

bapersip.jatimprov.go.id
Buku ini memelesetkan kitab suci. Dibuat dengan gaya surat dan ayat, padahal isinya? Haha. Ya, begitulah Pidi Baiq. Sebenarnya sejak dulu tidak begitu tertarik dengan buku yang satu ini karena tidak terlalu humoris—seperti ketidaktertarikan saya pada Hanya Salju dan Pisau Batu, tapi hari itu habis dapat honor entah apa jadi main ambil saja.

3. At-Twitter | Pidi Baiq | Pastel Books | Togamas, Gejayan | Rp33.100

bukubarukita.blogspot.com
Buku baru. Sebenarnya saya agak sinis sama buku yang dirangkum dari tweets macam ini, apa ya istilahnya? Terlalu kapitalistis, begitu. Apa yang niatnya senang-senang dan gratis kok jadi uang. Tapi sudah kadung suka Pidi Baiq, akhirnya saya beli juga. Isinya lumayan. Formatnya, tanya jawab antara follower Pidi dan dia. Ada satu tweet-nya Gita soal ujian semester yang masuk buku ini. Cieee, jadi seleb nih :D

4. Big Breasts and Wide Hips | Mo Yan | Serambi | Togamas, Kotabaru | Rp70.000

cerita-utama.serambi.co.id
Inilah dia satu-satunya (setahu saya) novel karangan si pemenang Nobel sastra tahun ini yang sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. Aslinya, ini buku terbit tahun 2011. Namun begitu pengumuman Nobel keluar, buku ini langsung dipromosikan dengan gencar. Tebalnya lumayan untuk pukul cicak.

5. Kangen Indonesia: Indonesia di Mata Orang Jepang | Hisanori Kato | Penerbit Buku Kompas | Gramedia, Yogya | Rp36.000

Kangen Indonesia - Indonesia di Mata Orang Jepang
bukabuku.com
Buku tipis yang diedit dengan sangat buruk dan harganya kurang ajar mahalnya. Namun isinya menyenangkan dan sampulnya bagus sekali. Harus diresensi!

6. Majalah Prisma “Kelas Menengah Indonesia: Apa yang Baru?” | LP3ES | Gramedia, Yogya | Rp30.000

bukumurah86.wordpress.com
Dibeli karena ada tulisan Daniel Dhakidae tentang kelas menengah. Sebelumnya saya sudah terpengaruh oleh tulisan André Mӧller di Rubrik Bahasa Kompas bahwa “kelas menengah” adalah istilah keliru untuk “kelas tengah”. Tapi dalam tulisannya, Daniel menerangkan pemaknaan yang pas untuk terma itu. Keren sekali. Sayang, harusnya bisa dapat ini seharga 25 ribu di Togamas, sayangnya, karena telat beli maka kehabisan, akhirnya baru menemukan di Gramedia yang memang pelit diskon itu.

7. Majalah Masyarakat Indonesia edisi XXXVII, No. 2, 2011 | Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia | Gramedia, Yogya | Rp55.000

obor.or.id
Sebenarnya tidak pantas disebut majalah, ini adalah jurnal ilmu sosial. Bentuknya juga kejurnal-jurnalan. Sampulnya tanpa gambar. Pokoknya kering sekali. Harganya pun mahal, padahal sudah kadaluarsa (terbitan tahun lalu). Majalah ini saya temukan di rak yang sama dengan Prisma. Karena salah dua artikel di dalamnya yang berjudul “Minoritisasi Ahmadiyah di Indonesia” dan “Nasionalisme di Kalimantan Barat”, jadi saya comot majalah ini. Tapi harganya itu tetap patut dikutuk—walau sebenarnya isinya setara dengan harganya (toh Rolling Stone Indonesia yang tata bahasanya busuk itu tetap laku). Ngomong-ngomong, rasanya mahasiswa memang harus dibuat akrab dengan bacaan sejenis jurnal juga.

Jadi itulah beberapa buku Pidi Baiq dan bacaan-yang-akan-dibaca-entah-kapan, hasil beli bulan ini. Waah, pamer, ya? Iya, daripada memuat makanan yang difoto dan disunting pakai Instagram atau tulisan tentang (lagi-lagi) cinta, hahahaha.

Sejujurnya, saya sedang sedang kangen sama Lelaki Tua dan Laut serta Drunken Mosnter yang sedang dipinjam Valery :’(

Oke, selamat membaca (untuk diri sendiri). Kamu baca buku apa bulan ini?[]

2 komentar:

  1. Aku nanya soal ujian semester, bukan UAN. Tolong diralat. Trims :P

    BalasHapus
  2. hahahasu, aku benci sekali kalau ketahuan gak akurat. oke bos :D

    BalasHapus