17 Oktober 2015

Jelajah Negeri Tembakau “Lombok”: Cerita Gunung dan Laut (Bagian IV-Habis)

Pantai Malimbu yang kami singgahi dalam perjalanan ke Karang Bajo. (Prima SW)

SUNGKAN. TIBA DI Desa Adat Karang Bajo, kaki gunung Rinjani, Lombok Utara, kami disambut dengan kalungan kain tenun khas. Rasanya seperti orang besar datang. Padahal orang biasa juga.

Lelaki bernama Renadi menjadi pemandu kami. Ia menerangkan banyak hal, mengantarkan berjalan-jalan. Kami panggil ia “ipi”, panggilan untuk lelaki. Ini hari ketiga di Lombok, pukul 9 pagi kami berangkat dari Mataram, tiga jam di bus. Sebelum ke arah gunung, kami mampir di Pantai Malimbu yang letaknya berseberangan dengan Gili (pulau) Trawangan. Cantik sekali!

Jelajah Negeri Tembakau “Lombok”: Cerita Gunung dan Laut (Bagian III)

Prima SW

ANGKA TADI BELUM berarti apa-apa. Beruntung kami dibawa ke Desa Paok Rengge, Lombok Tengah, untuk menengok macam apa rupa kebun tembakau.

Kami bergeser ke Paok Rengge tepat di jam makan siang. Di rumah Syamsul, petani tembakau muda yang melanjutkan kebun tembakau ibunya—dan disekolahkan dari hasil itu. Tidak ada mendoan hari ini, berganti dengan ayam taliwang, urap, dan sate lilit. Khas Lombok.

Habis makan, kami mengobrol di dengan Sukirman dan Syamsul. “Haji Sukirman,” ia mengenalkan diri. Haji dari tembakau. Ia bangga dengan itu dan berterima kasih kepada Djarum.

“Rokoknya apa, Pak?” Saya menanyakan rokok yang diisapnya sehari-hari.

“Surya.” Ia jawab begitu sambil senyum. Produk Gudang Garam.

Salah satu yang membuat Sukirman nyaman bermitra dengan Djarum karena Iskandar menetapkan harga beli lewat musyawarah dengan petani. Luas kebun Sukirman 0,8 hektare. Artinya, jika panen terbaik, ia mendapat margin Rp18,4 juta per panen. Dalam setahun panen sekali. Jika 18,4 juta itu dibagi untuk biaya hidup setahun, ada 1,5 juta untuk makan sekeluarga sebulan. Mengapa ia bisa naik haji?

Jelajah Negeri Tembakau “Lombok”: Cerita Gunung dan Laut (Bagian II)

Prima SW

INI KALI PERTAMA dalam hidup saya menemukan rokok dalam kotak kudapan yang dibagikan di saat pertemuan. Dan kami bebas merokok di ruang ber-AC selama Iskandar, manajer senior cabang Djarum di Lombok. Rokok gratis dan merokok sebebas-bebasnya: selamat datang di surga ahli isap!

Mendengarkan presentasi Iskandar menjawab salah satu misteri dalam hidup saya. Ada tiga nama perusahaan rokok besar di Indonesia, dua bernama aneh. Djarum dan Gudang Garam. Di sini saya tahu, jarum pada logo Djarum adalah jarum gramofon.

Jelajah Negeri Tembakau “Lombok”: Cerita Gunung dan Laut (Bagian I)

Kalau dengar Lombok pasti yang pertama tebersit adalah pantai. Ini Pantai Malimbu. (Prima SW)

“LO, TERBANGNYA KATANYA satu jam dua puluh menit, kok ini dua jam dua puluh menit baru sampai?” saya bertanya kepada pacar yang mengantar ke Bandara Adisujtipto sambil menunjukkan tiket digital rute Yogya–Lombok di ponsel.

“Transit kali?”

“Enggak ada tulisannya.”

Kami sama-sama bingung lalu terdiam. Tapi, rasanya masih mengganjal.

23 April 2015

Hikayat Pencuri Buku



Oleh Prima S. W.

“PENULIS adalah pencuri buku terlihai.”

Kata itu keluar dari mulut Dwicipta, penulis yang jamak dikenal sebagai cerpenis. Ia berdomisili di Yogya. Siang ini, 23 April 2015, saya duduk berhadap-hadapan dengannya di warungnya, hanya lima ratus meter dari perpustakaan Universitas Gadjah Mada. Hari ini peringatan hari buku sedunia dan kami memutuskan untuk mengobrol tentang pencuri buku. Atau lebih tepatnya: dirinya sebagai pencuri buku.

29 September 2014

Senyum yang Seratus Persen Sempurna



:: Untuk Gita dan percintaannya yang (ia buat) getir.

PERSIS seperti dua tahun lalu, ketika aku menunggumu keluar dari kantor, hari ini aku duduk di trotoar. Depan rumahmu. Pagi masih buram. Pukul 5.30. Adakah kamu sedang mengambil wudu di dalam sana?

13 Agustus 2014

Ia yang Selalu Disebut Kedua

Salah satu dari sekian foto yang sedikit, menampilkan Hatta tersenyum.

(Mengenang 112 Tahun Kelahiran Bung Hatta, 12 Agustus 1902-12 Agustus 2014)

BAYANGKAN Sukarno dan Hatta adalah kenalan kita yang kadang kita temui ketika sedang berkumpul dengan teman-teman. Bayangkan bahwa mereka selalu datang berdua dan duduk berdekatan, mungkin jadinya akan seperti ini: Sukarno sibuk membuat lelucon-lelucon, tangannya bergerak-gerak ketika bercerita, sembari terus senyum dan ketawa (memamerkan gingsulnya yang manis). Di sebelahnya, Hatta duduk dengan tenang, memakai kemeja lengan panjang licin, celana panjang lipatan bekas seterikanya lurus kaku, dan sepatu tanpa debu. Sambil menyimak guyonan Karno, ia memasukkan gula ke dalam teh, mengaduknya dengan sikap yang benar (siku di atas meja), dan tak banyak bicara.

24 Juli 2014

If I Feel

Sadar tidak, sih, di serial "Upin Ipin", Meimei itu selalu disinisin sama Mail? Anehnya, mereka selalu kelihatan berdekatan. Duduk juga sebelahan. Kalau main, berdirinya juga sebelahan. Dan Mail juga suka sekali menimpali Meimei. Hahaha. (Demam karena akhir-akhir ini selalu nonton "Upin Ipin" di YouTube.)


"So I hope you see that I
Would love to love you"

—The Beatles, “If I Feel”

PERTEMUAN pertamanya dengan lelaki itu begitu puitik, membuatnya merasa bergetar. Ia bukan pencerita yang baik, tetapi ketika ia menuturkan kisah pertemuan itu pada kawannya, kawannya dapat merasai keindahan itu. Lelaki itu membuatnya merasai tremendum. Ia seolah menjadi seniman karena cinta.

22 Juli 2014

Apa dan Mengapa Media Kooperasi

Catatan: tulisan ini dibuat untuk Kolom Media Literasi.co edisi pertama, Juli 2014. Media ini belum selesai pembangunan situs webnya. 

Oleh Prima S. W.

Juli ini, edisi perdana media kooperasi Literasi.co yang dikelola Gerakan Literasi Indonesia dirilis. Dari sekian banyak portal berita daring yang terus bertumbuhan tiap hari, apa yang membuat kami berbeda? Mengapa kami perlu ada?

15 Desember 2013

Kanggo Gita Sing Lagi Nanggap Warsa

Purwokerto, awal tahun 2012

Jogja, 15 Desember 2013

Priwe kabare, Col?

Jan, retoris temen yah ndadak takon kabare ko. Genah-genah rong dina sepisan ngirim WA. Nek ora ya minimal mention neng Twitter apa komen status neng FB. Jan-jane nyong krasa nek carane dewek gole batiran mandan aneh. Biyen mbok ora patia akrab? Siki be nek ketemu kadang mandan bingung arep ngomong apa. Biasane ya bahas mantane ko, gebetane ko, nek ora ya kepopuleran ko neng Twitter. Hahaha. Bangga nyong duwe kanca sing followere tekan ewon-ewon. Nyong arep telung atus be kayane angel banget koh. Pas ngerti mention-e ko dibales simbah GM, wuah, iri banget rasane.