03 April 2013

Euforia Jatuh Cinta



:: Kepada yang menamaiku “Perempuan”

BEGITULAH manusia, selalu merindukan apa yang tak ada padanya.

Seperti sekarang, misalnya. Tiba-tiba aku merindukan demam insomnia beberapa bulan yang lalu. Menonton film berjuta-juta dalam semalam, tidur pukul 9 pagi dan baru terjaga usai maghrib. Bangun dan segera menyambar ponsel, menjumpai sms dari lelaki yang tengah aku taksir. Membalas smsnya, dibalas olehnya, kubalas lagi, ia balas, kubalas, ia balas.. begitu terus hingga kami hendak beranjak tidur lagi.

Kadang aku masak sendiri. Menanak nasi, beli kangkung dan tempe. Makan sendiri, masih sambil menghadap laptop dan siaga pada dering ponsel. Mungkin dia sms lagi; menceritakan sesuatu yang tak jelas ujung-pangkalnya. Masa bodoh. Menerima smsnya saja sudah bikin aku senang.

Ada kalanya aku mengirim pesan yang lama sekali baru dibalas. Jika sudah begitu, aku mulai deg-degan, menunggu, penasaran, tapi gengsi untuk mencecar dengan sms-sms lainnya.

Sekarang aku juga rindu perasaan gemetar itu.

Gemetar ketika mengetik untuk pertama kali tanda titik dua yang diikuti simbol bintang, lalu memilih opsi “kirim” sambil gulang-guling gelisah di kasur. Akan marahkah ia? Akan membalaskah ia?

Begitu ponsel berdering, aku langsung tegak.

Balasannya: simbol yang serupa. Gila, adakah yang lebih membahagiakan daripada saat-saat semacam itu? Benar kata orang, jatuh cinta adalah salah satu bagian terindah dalam hidup.

Sekarang, lelaki itu sudah aman di sampingku. Aku bahagia, sungguh. Tapi aku kehilangan momen-momen itu: debar kurang ajar saat aku mengirim proposisi untuknya, senyum-senyum yang tak lekang seharian karena tahu dia penasaran setengah mati dengan proposisi itu, momen bertelepon untuk pertama kali yang aneh, hahaha…

Yah, begitulah manusia. Selalu merindukan apa yang tak ada padanya.[]

3 komentar:

  1. Sebenarnya tidak penasaran-penasaran amat; paham kalau itu bukan proposisi tapi memang kenyataan. Haha.. Ditunggu nasi, kangkung, dan tempe gorengnya, ya. :P

    BalasHapus
  2. hm... kadang datang kala ingin mengulang momen seperti itu, tapi sudah tidak sama lagi, maka dimulailah dengan mengirim proposisi2 ke orang lain. curang.

    BalasHapus